Wednesday, November 23, 2011

Hematlah Menggunakan Air & Tanamlah Pohon Walau Hanya 1

Masalah utama kehidupan manusia dimasa sekarang dan yang akan datang tentu saja adalah ketersediaan air bersih untuk berbagai jenis keperluan ; mandi,cuci pakaian,masak,minum,cuci mobil,buang air besar, buang air kecil,membersihkan motor,mobil,pertanian ,perikanan darat,sawah, dan keperluan lainnya.

Pada umumnya keperluan air bersih untuk keperluan manusia setiap hari dapat dihitung menurut keperluan standar berupa : Makan,minum,cuci pakaian, mandi diperkirakan sekitar 100 liter per hari , jadi jika di Sulawesi selatan mempunyai penduduk katakanlah 6 juta orang maka diperlukan 6juta x 100 liter = 600 juta liter per hari atau 6milyar liter per 10 hari dan dalam satu tahun Anda bisa hitung sendiri.

Tentu saja beruntunglah Anda jika saat ini termasuk keluarga yg menikmati kucuran air melalui perusahaan Air Minum atau biasa disebut PDAM karena tentu saja Anda tidak diberi batasan untuk memakai air tersebut atau tidak ada penjatahan air , tetapi bagi keluarga keluarga yg kurang mampu dan tidak seberuntung Anda maka air bersih menjadi persoalan yg besar khususnya di perkotaan seperti Metropolitan Makassar .

Dewasa ini dengan semakin sulitnya pengelolaan air bersih oleh PDAM seperti contoh kasus Makassar dimana sumber air bakunya adalah sungai , dan sungai tersebut jika musim hujan mengalami penurunan kualitas air karena pengaruh lumpur dan juga sedimen lainnya maka pasokan air menjadi sangat terbatas , dan jika musim kemarau maka masalah yg muncul adalah debit air yg kurang dibanding jumlah konsumsi yang dibutuhkan oleh warga Masyarakat Kota.

Akibat dari krisis air ini lah saat ini menjadi suatu peringatan kepada semua pihak untuk senantiasa menjaga dan melestarikan Hutan sebagai simpanan air menghadapi musim2 kemarau yg panjang.

Penurunan debit air disemua sungai sungai yang mengalir saat ini disaat musim kemarau dan meluapnya air dimusim hujan dengan kadar yg bercampur lumpur dan pasir menunjukkan kualitas hutan kita semakin merosot , kalau tidak mau dikatakan telah rusak .

Kebijakan Pemerintah sulawesi selatan dengan menggalakkan mepeliharaan hutan,penanaman pohon oleh setiap keluarga hendaknya menjadi kesadaran kolektif warga masyarakat dengan para Pemuka agama,Pemimpin Komunitas,Pemimpin Pemerintahan, Pemimpin Organisasi sosial dan kemasyarakatakan yg bergerak menjadi contoh teladan gerakan tersebut.

Tidak dapat dipungkiri bahwa 30 tahun lalu ketika saya masih di SD di Kab Enrekang , suasana penghijauan belum begitu terlihat hasilnya , sekarang saya melihat di Kab Enrekang utamanya ditempat tinggal saya di Kalosi dan sekitarnya sampai ke Maroangin di perbatasan Sidrap Suasana penghijauan itu nampak dan terasa dimana sebagian besar , bukit2 yg dulu adalah padang ilalang dan semak belukar telah berubah menjadi pepohonan perdu yg rimbun bahkan telah menjadi lahan pertanian yg subur.

Tetapi mengapa air sungai tetap tidak seperti dulu lagi ..? bening dan bersih ..!! tentu saja karena sangat boleh jadi penghijauan tersebut tidak atau belum merata di semua atau sepanjang aliran sungai .Desakan kebutuhan hidup karena tekanan pertumbuhan penduduk dan keperluan akan lahan pertanian,bahan baku untuk perumahan membuat Hutan menjadi terkikis pada tempat tempat tertentu dan tentu saja diperlukan partisipasi yg lebih meluas di kalangan masyakakat secara keseluruhan dengan pola yg sederhana misalnya tebang satu tanam satu, dimana tentu saja Pemerintah dapat memfasilitasi ketersediaan bibit tanaman untuk keperluan tersebut.

Kembali ke soal penghematan air maka yg sangat berperan dalam hal ini khususnya di Kota kota besar adalah para Ibu rumah tangga, pembantu rumah tangga dan tentu saja para pekerja yang berhubungan langsung dengan penggunaan air yg lebih banyak itu meliputi : masak memasak,cuci piring,cuci pakaian, mengepel rumah ,menyiram taman ,mencuci mobil, sehingga diperlukan kepemimpinan para suami untuk senantiasa mengingatkan pentingnya hidup dengan berhemat penggunaan air ini.

Sekitar sepuluh tahun lalu , salah seorang penjaga kebun mertua saya di daerah kering di Kab.Jeneponto menuturkan bahwa untuk keperluan air berupa masak memasak dan mencuci serta mandi dia berjalan setengah hari , atau berangkat pagi dan siangnya baru bisa tiba kembali di rumah ( kebun ) untuk membawa beberapa liter air( saya perkirakan 40 liter air bersih ) dari sumber mata air yg sangat jauh tersebut dapat Anda bayangkan jika hal tersebut menimpa anda..!!

Bukan hal yg tidak mungkin , jika kita tidak dapat menghemat penggunaan air ini dan sekaligus dalam kesungguhan semua elemen dalam masyarakat untuk melestarikan dan menanam kembali dalam waktu sepuluh tahun kedepan kita akan mengalami krisis air yg parah dan berbahaya.

Bukankah sekarang saja harga air bersih yg berkualitas itu sudah mahal , untuk satu liter minuman mereka aqua saja sudah 5ribu rupiah di tingkat pengecer , hal itu mestinya menjadi kesadaran kita semua untuk lebih memperhatikan hidup hemat dengan penggunaan air ini serta senantiasa berperilaku melestarikan hutan dan menanam kembali pohon pohon.

Ajakan Gubernur Sul Sel Bpk Syahrul Yasin Limpo untuk menanam 2 juta pohon secara serempak hendaknya dimaknai dihati masing masing akan pentingnya membangun kembali hutan hutan kita yang sudah mengalami kualitas penurunan daya dukung terhadap fungsinya sebagai penyimpan air.Gembira dan salut kepada Kab Enrekang tentu saja kepada Bupati nya Bpk La Tinro La Tunrung yang telah mendapat penghargaan sebagai Kabupaten yg mempelopori penghijauan dan dianggap berhasil di Sulawesi Selatan , tidak dapat dipungkiri jika Hutan kita kembali menjadi lebih baik untuk waktu 10 tahun kedepan maka cuaca panaspun yg menimpa kita pada musim musim panas bisa menurun sampai satu sampai dua derajat celcius.

Dewasa ini dihampir semua kawasan dunia , semua orang mengkhawatirkan pemanasan Global tentu saja hal tersebut terjadi karena banyak faktor seperti ; asap kendaraan,industri,dan lain lain , tetapi tentu saja yg utama dan ter utama adalah karena kerusakan hutan .Didalam musim musim 5 bulan terakhir kita banyak menyaksikan bencana longsor,banjir,angin kencang , tentu saja sebagai akibat dari menipisnya Hutan hutan kita dan tentu saja berakibat kepada sulitnya Air hujan tertahan di hutan2 dan langsung mengarah ke sungai selanjutnya terbuang ke laut, tetapi karena debit yg terlampau besar karena sudah tidak tertahan oleh hutan maka air tersebut terlebih dahulu merusak semua yg dilaluinya yg tentu saja sepanjang aliran sungai.

Pemandangan banjir disepanjang aliran sungai pada akhirnya dalam 5 -10 thn kedepan bukan saja akan terjadi setiap pekan tapi sangat boleh jadi setiap hari nantinya jika kita semua memandang hal tersebut sebagai bukan tanggung jawab semua . Sesungguhnya jika kerusakan itu terus terjadi maka Anda ,saya dan kita semua akan terkena dampaknya sehingga alam yg kita tempati tidak menjadi hunian yang menarik lagi ,tempat yg menentramkan dan tempat yg damai dan aman.

Alam yang kita tempati dalam 5- 10 tahun kedepan jika tidak dikelola dengan sungguh sungguh kearah Pemeliharaan Hutan dan penghijauan kembali akan menjadi daerah yg mengancam kelangsungan hidup manusia seluruhnya .Meskipun memang pada akhirnya duni yg kita tempati akan hancur dan rusak serta tidak mampu lagi memberikan daya dukung yg memadai untuk manusia tetapi setidaknya ..bukan pada saat kita kita yg hidup ini sekarang yg ikut merusaknya , tidak hemat air dan tidak ambil peduli dengan kelestarian ekosistem kehidupan.

Jadi… Mari hari ini juga , kita mengajak semua anggota keluarga kita untuk hemat menggunakan air ,dan mensyukuri nikmat Tuhan itu dengan senantiasa memelihara hutan dan suasan hijau dengan perilaku nyata dalam kehidupan sehari hari.. saat ini juga.

Dengan begitu ..anak anak kita masih bisa menikmati sisa watu dunia dengan cukup nyaman dan tentram,damai dan sejahtera serta tentu saja ada waktu untuk bersyukur kepada Tuhan.

Cari dan Tanamlah pohon sekarang juga.. walaupun hanya satu..!!

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.